Hape saya bunyi. SMS dari temen lama. Temen di UKM pas kuliah dulu. Lama tak bersua, saya kira hanya sebatas menanyakan kabar.
Sayang, realita jauh dari ekspektasi. Angin yang membuatnya mengirim pesan ke ponsel saya bernama kabar buruk. Medha, teman saya yang setahu saya masih sehat walafiat dikabarkan meninggal. Ketika berlibur ke daerah Amed, Karangasem - Bali bersama keluarganya, penyakit sesak nafas almarhumah kambuh ketika almarhumah berenang di kolam renang. Saat yang lain berhasil menolong almarhumah ke atas kolam, almarhumah sudah tak tertolong lagi.
Ditinggalkan secara mendadak seperti ini sangat menyakitkan. Lebih dari melihat seseorang meninggal karena lama didekam penyakit atau seseorang yang memang sudah renta. Tapi teman saya ini masih sehat-sehat saja. Setidaknya itu yang ia tunjukkan ke depan orang lain selama ini.
Diam.
Saya tak mampu bereaksi apa-apa.
Ditambah teman dekat saya dari SMP mem-BBm saya. Mengatakan jika ayahnya juga meninggal di hari itu juga. Kaki saya makin lemas. Sekarang ajal datang tanpa kode terlebih dahulu.
Mulai terbayang saat - saat saya menghabiskan waktu di UKM bersama almarhumah. Atau pun berbincang saat bertamu ke rumah teman SMP saya lalu ngobrol dengan almarhum.
Dua orang yang sangat dekat.
Tuhan memang maha becanda. Tapi kali ini kok keterlaluan, Tuhan? Tolong jangan lakukan ini kepada saya.
Masih shock, saya mengirim wall ke facebook almarhumah. Hanya untuk mengucapkan selamat jalan dan semoga tenang disana. Kemudian pesan saya itu ada yang balas. Dari yang punya akun!!
"Gue masih hidup, goblok!"
Rupanya saya ngirim wall ke temen saya yang kebetulan nama facebooknya mirip dengan almarhumah namun yang bersangkutan masih hidup. -_______-"